Isu krisis moral selalu menjadi bahan pembicaraan disetiap
tahunnya. Krisis dapat diartikan sebagai keadaan yang berbahaya, genting,
suram, ataupun suatu kemerosotan. Sementara moral diartikan sebagai baik buruk
yang diterima umum mengenai perbuatan dan sikap, atau bisa disebut juga ajaran
kesusilaan/budi pekerti/akhlak/sopan santun. Sehingga krisis moral dapat
diartikan sebagai suatu keadaan timbulnya kemerosotan pada ajaran kesusilaan
atau sopan santun.
Krisis moral terjadi tidak hanya pada kaum remaja, tetapi juga mulai dari
anak-anak hingga dewasa. Hal ini dapat dilihat dari semakin maraknya
pemberitaan mengenai tindakan kriminal yang dilakukan mulai dari anak-anak
hingga orang dewasa.
Di Indonesia, timbulnya krisis moral terjadi diakibatkan berbagai faktor,
diantaranya lingkungan, pendidikan, dan penyalahgunaan teknologi. Berdasarkan
dari berbagai sumber, berikut saya akan menjelaskan secara singkat tentang
penyebab-penyebab timbulnya krisis moral.
Lingkungan
Kondisi lingkungan dapat mempengaruhi pola pikir seseorang. Hal ini dapat
dilihat, orang yang berada di lingkungan yang terbiasa melakukan perilaku
menyimpang (seperti tidak menghormati orang yang lebih tua, membuang sampah
sembarangan, mencuri, mencontek, dsb), perlahan-lahan akan mulai melakukan tindakan
yang sama, begitu pula yang terjadi pada keadaan lingkungan yang sebaliknya.
Pola pikir yang tidak baik akan mendorong seseorang untuk melakukan berbagai
hal yang tidak baik dan menyimpang sehingga menimbulkan krisis moral.
Pendidikan
Pendidikan hampir memiliki kesamaan penjelasan dengan lingkungan. Pada umumnya
di dunia pendidikan, hal-hal yang berkaitan dengan moral tidak diajarkan secara
langsung terhadap murid, kecuali pada salah satu mata pelajaran yaitu
Pendidikan Kewarganegaraan, meskipun kuota subjek pelajaran tersebut menurut
saya sangat sedikit dibandingkan pelajaran yang lain. Selain itu, sikap dan
sopan santun siswa tidak termasuk dalam penilaian, sehingga para siswa hanya
terpaku pada nilai-nilai yang terdapat pada lembar hasil ujian mereka tanpa
peduli bagaimana cara mereka mendapatkan nilai tersebut. Hal ini menyebabkan
kurangnya kesadaran para siswa dalam memahami etika, sopan santun, dan hal-hal
lainnya yang berkaitan dengan moral. Jika pola pendidikan yang tidak
mengikutsertakan pendidikan moral secara langsung pada sistem pendidikan, besar
kemungkinan krisis moral akan tetap berlangsung atau mungkin akan lebih parah
dikemudian hari.
Penyalahgunaan
teknologi
Perkembangan teknologi yang semakin pesat saat ini dapat mendorong penggunanya
menuju sisi positif maupun sisi negatif. Salah satu sisi negatif yang
dihasilkan adalah penyalahgunaan teknologi. Para remaja yang pada umumnya
pengguna teknologi canggih saat ini sering kali melakukan penyalahgunaan
terhadap teknologi, mulai dari hal-hal kecil bahkan sampai berujung kepada
tindak kriminal di dunia maya atau lebih dikenal cyber crime. Penyalahgunaan
semacam ini sendiri lama kelamaan mengakibatkan timbulnya krisis moral yang
terjadi pada masyarakat kita saat ini.