Sabtu, 26 November 2016

Pengalaman Mengikuti SPMB STIS

HAIIII, setelah sekian lama tidak membuka blog ini, akhirnya saya tertarik kembali untuk mencoba berbagi di blog ini kepada para pembaca. Dalam tulisan ini, saya akan berbagi pengalaman ketika saya menjalani Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) STIS pada tahun 2016 ini. 
STIS adalah singakatan dari Sekolah Tinggi Ilmu Statistik, merupakan salah satu perguruan tinggi kedinasan (PTK) yang berlokasi di Jakarta Timur dan sampai saat ini (2016) masih menggunakan sistem ikatan dinas, dimana para lulusan dari PTK ini akan langsung diterima menjadi CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) atau ASN (Aparatur Sipil Negara) dibawah naungan BPS-RI (Badan Pusat Statistik). STIS cukup menjadi favorit banyak para lulusan SMA untuk menjadi tempat melanjutkan pendidikan tinggi. 
Diawali pada bulan Maret 2016,
ada dua orang mahasiswa aktif STIS yang juga merupakan alumni dari SMA saya, mendatangi sekolah saya untuk melakukan sosialisasi tentang STIS. Awal ketertarikan saya untuk mengkuti sosialisasi tersebut adalah informasi dari rekan saya yang mengatakan bahwa di PTK tersebut berfokus pada pelajaran yang saya senangi, Matematika.
Dengan sedikit berat hati (karena saat itu saya sedang libur dan bersantai di rumah), akhirnya saya mendatangi sekolah untuk menghadiri sosialisasi STIS. Berbagai poin dijelaskan tentang perguruan tinggi tersebut, tiga poin yang utama yaitu, biaya gratis (tanpa biaya kuliah per semesternya), mendapat uang saku tiap bulannya (biasa disebut uang Tunjangan Ikatan Dinas/TID), dan lulusannya akan langsung bekerja. Poin yang terakhir paling menarik perhatian saya, karena seperti yang kita tahu betapa sulitnya mencari pekerjaan saat ini, bahkan untuk lulusan perguruan tinggi ternama sekalipun. Setelah sosialisasi tersebut, saya memutuskan untuk mengikuti Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) STIS 2016. Sebelum mengikuti tes, saya memperhatikan berbagai persyaratan untuk mengikuti SPMB yang dapat pembaca lihat di website resmi STIS, stis.ac.id
Tahap pertama SPMB adalah ujian tertulis dimana para peserta mengerjakan soal Matematika dan Bahasa Inggris. Saya mengikuti ujian tahap pertama di ibukota provinsi saya, Bengkulu. Dengan berbekal sedikit kemampuan saya di bidang matematika dan bahasa inggris, saya mengikuti SPMB tahap pertama. Pengumuman calon mahasiswa yang lulus pada SPMB tahap pertama dikeluarkan dua minggu setelah ujian tersebut dilaksanakan (rentang waktu ini juga berlaku untuk pengumuman tiap tahap selanjutnya). Puji Tuhan, saya menjadi salah satu dari peserta yang lulus pada SPMB tahap pertama di provinsi saya dan mempersiapkan diri untuk mengikuti tahap kedua yaitu Uji Psikotes.
SPMB tahap kedua dilaksanakan di tiap kantor BPS Provinsi di seluruh Indonesia. Setelah sekitar tiga jam mengerjakan soal-soal psikotes, saya mengalami sedikit keraguan apakah saya akan lulus kembali di SPMB tahap kedua ini. Dua minggu berselang, pengumuman peserta yang lolos tahap kedua, saya lulus untuk mengikuti SPMB tahap ketiga atau tahap terakhir dari rangkaian SPMB STIS 2016 yaitu Tes Kompetensi Dasar (TKD) dan tes kesehatan.
Selama SPMB tahap ketiga ini, ada sedikit peraturan yang sedikit berbeda, yaitu peserta SPMB yang diiizinkan mengikut tes kesehatan hanyalah peserta yang lulus pada TKD. Jadi, terkesan bahwa ini merupakan dua tahap ujian yang digabung menjadi satu paket karena penilaian tahap tiga merupakan gabungan dari hasil TKD dan Tes Kesehatan. Persiapan yang cukup berat untuk mengikuti tes tahap ketiga, karena disaat yang sama, saya harus melepaskan tiket masuk ke salah satu perguruan tinggi negeri yang telah saya dapatkan melalui jalur SBMPTN (tentang hal ini akan saya jelaskan di kemudian hari). TKD dilaksanakn di masing-masing Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara (BKN), saya sendiri mengikuti TKD di Kanotr Regional VII di Palembang, Sumatera Selatan. Setelah menyelesaikan TKD, meskipun dinyatakan lulus TKD, saya sedikit khawatir tentang kelanjutan saya di SPMB ini karena nilai yang saya peroleh cukup kecil bila dibandingkan dengan nilai dari para peserta lainnya. Keesokan harinya, saya mengikuti tes kesehatan di salah satu rumah sakit yang ditunjuk oleh panitia. Tes kesehatan dilakukan dengan pengecekan darah, rontgen, dan pemeriksaan fisik (tanpa ada uji fisik seperti lari, push-up, dan lainnya). Setelah mengikuti tes kesehatan, saya kembali menunggu selama dua minggu untuk mengetahui hasil dari SPMB tahap ketiga ini, apakah saya lulus atau tidak. Selam penantian, saya menghabiskan hampir semua waktu saya untuk mencoba mejauhkkan diri saya dari pemikiran terhadap hasil ujian tersebut. Dua minggu berselang, tibalah saat pengumuman tahap akhir SPMB STIS 2016. Tangis haru dan bahagia dari kedua orangtua saya mengiringi pengumuman tersebut, saya diterima menjadi salah satu mahasiswa di Sekolah Tinggi lmu Statistik (STIS) tahun ajaran 2016/2017. (FN)


sedikit tambahan informasi, jumlah pendaftar SPMB STIS 2016 sebanyak 23.807 peserta, lolos tahap 1 sebanyak 2.971 peserta, lolos tahap 2 sebanyak 2167 peserta, lolos tahap 3 sebanyak 500 peserta dengan sistem rangking yang digunakan tanpa memperhatikan kuota daerah (tanpa jatah minimal untuk tiap provinsi).

Saat ini saya (penulis) merupakan Mahasiswa Tingkat I di Sekolah Tinggi Ilmu Statistik tahun ajaran 2016/2017 dan sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti Ujian Tengah Semester yang pertama. Mohon doa dari para pembaca sekalian ^^
Jika ada pembaca yang ingin berbagi cerita yang sama atau menanyakan berbagai hal, silahkan isi komentar dibawah yaa

1 komentar:

  1. Selamat siang,Kak. Mau tanya tentang psikotest..
    Dulu, pas Kakak test menggambar pohon, apa dari bentuk daunnya benar2 harus seperti pohon atau hanya keriting2 gitu Kak? Aku baca di berbagai sumber mengatakan setiap bentuk keriting dan lonjong kayak daun beneran punya definisi yang beda2. Terimakasih Kak...
    dan sebenarnya masih banyak banget hal yang pingin aku tanyakan, apa boleh minta ID line atau WA nya Kak? terimakasih Kak

    BalasHapus