Jumat, 24 Juni 2016

KRISIS MORAL

Isu krisis moral selalu menjadi bahan pembicaraan disetiap tahunnya. Krisis dapat diartikan sebagai keadaan yang berbahaya, genting, suram, ataupun suatu kemerosotan. Sementara moral diartikan sebagai baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan dan sikap, atau bisa disebut juga ajaran kesusilaan/budi pekerti/akhlak/sopan santun. Sehingga krisis moral dapat diartikan sebagai suatu keadaan timbulnya kemerosotan pada ajaran kesusilaan atau sopan santun.
Krisis moral terjadi tidak hanya pada kaum remaja, tetapi juga mulai dari anak-anak hingga dewasa. Hal ini dapat dilihat dari semakin maraknya pemberitaan mengenai tindakan kriminal yang dilakukan mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. 
Di Indonesia, timbulnya krisis moral terjadi diakibatkan berbagai faktor, diantaranya lingkungan, pendidikan, dan penyalahgunaan teknologi. Berdasarkan dari berbagai sumber, berikut saya akan menjelaskan secara singkat tentang penyebab-penyebab timbulnya krisis moral.
Lingkungan
Kondisi lingkungan dapat mempengaruhi pola pikir seseorang. Hal ini dapat dilihat, orang yang berada di lingkungan yang terbiasa melakukan perilaku menyimpang (seperti tidak menghormati orang yang lebih tua, membuang sampah sembarangan, mencuri, mencontek, dsb), perlahan-lahan akan mulai melakukan tindakan yang sama, begitu pula yang terjadi pada keadaan lingkungan yang sebaliknya. Pola pikir yang tidak baik akan mendorong seseorang untuk melakukan berbagai hal yang tidak baik dan menyimpang sehingga menimbulkan krisis moral.
Pendidikan
Pendidikan hampir memiliki kesamaan penjelasan dengan lingkungan. Pada umumnya di dunia pendidikan, hal-hal yang berkaitan dengan moral tidak diajarkan secara langsung terhadap murid, kecuali pada salah satu mata pelajaran yaitu Pendidikan Kewarganegaraan, meskipun kuota subjek pelajaran tersebut menurut saya sangat sedikit dibandingkan pelajaran yang lain. Selain itu, sikap dan sopan santun siswa tidak termasuk dalam penilaian, sehingga para siswa hanya terpaku pada nilai-nilai yang terdapat pada lembar hasil ujian mereka tanpa peduli bagaimana cara mereka mendapatkan nilai tersebut. Hal ini menyebabkan kurangnya kesadaran para siswa dalam memahami etika, sopan santun, dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan moral. Jika pola pendidikan yang tidak mengikutsertakan pendidikan moral secara langsung pada sistem pendidikan, besar kemungkinan krisis moral akan tetap berlangsung atau mungkin akan lebih parah dikemudian hari.
Penyalahgunaan teknologi
Perkembangan teknologi yang semakin pesat saat ini dapat mendorong penggunanya menuju sisi positif maupun sisi negatif. Salah satu sisi negatif yang dihasilkan adalah penyalahgunaan teknologi. Para remaja yang pada umumnya pengguna teknologi canggih saat ini sering kali melakukan penyalahgunaan terhadap teknologi, mulai dari hal-hal kecil bahkan sampai berujung kepada tindak kriminal di dunia maya atau lebih dikenal cyber crime. Penyalahgunaan semacam ini sendiri lama kelamaan mengakibatkan timbulnya krisis moral yang terjadi pada masyarakat kita saat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar